
Anda akan kembali ke Stadion Bentegodi untuk kali pertama sejak 6 Januari 2010, sebuah tanggal yang tetap tak terlupakan bagi anda sebagai pesepakbola dan pribadi [tanggal benturannya dengan Sergio Pellissier yang berakibat cedera tempurung kepala dan membuatnya dioperasi - Red.].
"Itu benar, ini kali pertama saya kembali ke stadion itu sejak saat itu tapi saya tak merasa terlalu emosional. Ini sebuah laga tandang seperti yang lainnya. Dua tahun telah berlalu dan itu bukan sesuatu yang benar-benar saya pikirkan; saya berusaha untuk melupakan itu karena itu satu-satunya cara kita bisa melangkah ke depan. Dari luar ini mungkin terlihat seperti kunjungan yang aneh buat saya tapi tidak begitu karena saya tak pernah memikirkannya dan saya yakin saya tak pernah akan begitu. Jika saya memikirkannya, akan mustahil bagi saya untuk bertandang seperti ini. Saya harus mengangkat tangan saya dan berkata, 'Maaf, tapi saya akan pergi ke Verona.' Tapi tak seperti itu."
Tetap saja, Verona adalah kota yang bisa kita bilang mengadopsi anda, di rumah sakit, di mana semua dokter menunjukkan simpati yang luar biasa dalam momen yang mengerikan bagi anda.
"Saya harus berterima kasih lagi kepada mereka dan saya akan melakukan itu setiap kali saya bebricara tentang insiden itu, saat saya ditanya bagaimana perasaan saya kembali ke Verona. Yang bisa saya lakukan adalah berterima kasih kepada para dokter yang telah melakukan pekerjaan mereka dengan baik dan menunjukkan profesionalisme mereka dalam sebuah situasi yang tak mudah ditangani, juga mengingat semua tekanan dari media. Saat Chievo datang ke San Siro awal musim ini, saya mengundang sejumlah tim medis yang merawat saya sepanjang pekan itu di rumah sakit. Saya juga mengingat walikota Verona mengunjungi saya di hari kedua setelah operasi saya. Semua orang menunjukkan kehangatan dan kecintaan, dan itu juga momen penting bagi mereka sebagai sebuah kota dan rumah sakit. Mereka telah melakukan segalanya untuk melakukan tugas mereka dengan cara terbaik dan saya akan selalu berterima kasih kepada mereka."
Jadi, satu-satunya yang mengingatkan anda atas apa yang telah terjadi adalah helm yang harus anda pakai setiap kali anda turun ke lapangan...
"Mengingat situasi kami saat ini saya pikir saya bisa bilang satu-satunya kenangan yang saya miliki tentang hari itu adalah kami menang 1-0."
Tepatnya, anda tak pernah mengakhiri pertandingan itu sehingga anda bisa memulainya dari itu lagi sekarang.
"Saya ingin mengakhirnya dengan kemenangan. Itu akan menjadi tempat yang bagus untuk memulai mengingat situasi dari yang harus kami tinggalkan ini. Kami harus mengulang hasil dua tahun lalu dan kemudian melangkah maju dari sana."
Apakah laga lawan Catania merupakan satu langkah ke arah itu?
"Itu adalah langkah kecil tapi kami harus menerima itu saat ini karena sayangnya ini situasi yang kami alami. Saya percaya kami tim besar yang mengalami keterpurukan psikologis dan kami kesulitan untuk mengatasinya. Tak mudah untuk menghadapi satu bulan – seperti Februari yang baru saja kami lewati – di mana kita tak memenangi pertandingan atau bahkan mencetak gol. Baru di laga terakhir kami menunjukkan harga diri kami, tapi tanpa bermain cukup bagus. Itu titik awal bagi tim ini, untuk membantu kami menemukan diri kami kembali, barangkali dengan sedikit tekanan tentang apakah kami mencetak gol atau tidak. Satu poin adalah sebuah awal dan begitulah kami harus memandangnya. Kmai harus cukup cerdik untuk memahami masa-masa yang tengah kami lalui dan kekurangan kami, menunjukkan harga diri kami dan memaksimlkan momen positif dalam pertandingan, sambil berusaha untuk tak terlalu menderita."
Bagaimana perasaan anda sekarang?
"Saya telah kembali ke latihan penuh selama sepekan. Saya tak masuk skuat melawan Catania karena saya barus merampungkan dua sesi latihan - setidaknya, saya pikir itu alasannya [tersenyum]. Kini, saya telah melewati masalah yang saya alami di Napoli: tidak 100% tapi saya siap bermain."
Melihat Liga Champions, kami menyaksikan ada cara berbeda untuk mencapai perempat final: contohnya Barcelona dan APOEL. Yang terpenting dalam sepakbola adalah menyingkirkan rintangan...
"Itu kompetisi berbeda dan kita punya motivasi berbeda. Kami harus membalikkan hasil ini dan saya percaya itu bisa dilakukan. Skornya hanya 1-0 dan saya pikir tim kami mampu melakukan itu karena tahun lalu – saat kami kesulitan di Serie A – kami meraih sejumlah hasil istimewa di fase grup Liga Champions, di Moskow dan Lille contohnya."
Apakah laga berikutnya melawan Olympique Marseille adalah sejenis pertandingan yang dinikmati para pemain karena situasinya semua atau tidak sama sekali?
"Skornya hanya 1-0 sehingga bukan berarti kami harus meraih hasil yang mustahil seperti yang harus dilakukan Arsenal atau Bayer Leverkusen. Dan jangan lupa bahwa musim ini kami hanya punya satu target realistis yang tersisa karena kami tertinggal jauh di liga dan kami tersingkir dari Coppa Italia. Ini salah satu dari tahun-tahun di mana jika kami ingin memenangi sesuatu maka itu harus Liga Champions. Kami terus bekerja keras untuk berusaha meraih itu."












0 comments:
Posting Komentar