Minggu, 08 Januari 2012

Cerita pendek sejarah Sepak bola Gli Azzurri

Membicarakan sejarah sepakbola tentu harus melihat aspek lain di luar sepakbola itu sendiri. Italia yang sejak dahulu dikenal sebagai bangsa besar telah melalang buana mengitari dunia sebelum peradaban manusia memungkinkan manusia mampu mengelilingi dunia. Siapa penemu benua Amerika?
Tepat. Ameriggo Vespucci. Italiano ini bahkan diabadikan sebagai nama benua yang kini sangat menguasai bumi tersebut. Jauh sebelumnya Eropa dengan Christopolus Colombus-nya berhasil menjadi pelaut pertama yang di-klaim telah mengelilingi dunia dengan menggunakan kapal yang luar biasa besar.
Lalu apa hubungannya dengan sepakbola Italia?
Proses migrasi bakal selalu disertai akulturasi. Maksudnya, dengan terbukanya wawasan manusia bahwa bumi itu bulat, meski Galileo harus merasakan hukuman mati dari gereja Roma atas teori heliosentrisnya yang dianggap menentang ajaran gereja saat itu. Eropa selatan, khususnya Italia beserta Portugal dan Spanyol memang akan selalu dikenang sebagai bangsa pelaut dengan kehebatan sosok-sosok Alberbeque, Colombus maupun Vespucci. Migrasi antar benua dimungkinkan akibat hasil peradaban manusia khususnya bahtera yang mampu membawa siapapun ke mananpun membuat sepakbola sebagai sebuah alat ukur kehebatan bangsa juga ikut terimbas.
Malam nanti, sosok Brasil yang telah lama berada di Italia, gelandang tengah I Nerrazurri di luar dugaan meski banyak kecaman menghadang, dipanggil allenatore La Nazionale Cesare Prandelli. Motta yang tampil impresif bak De Jong di Belanda musim lalu mampu menghentikan tiki-taka Spanyol dengan Barcelona-nya saat semifinal Liga Champions. Motta menyusul empat oriundo sebelumnya, Christian Ledesma, Carvalho Amauri, Guiseppe Rossi maupun Mauro German Camoranesi yang sukses mengantarkan Gli Azzurri menjadi wakil terdepan Eropa dengan empat champione del mondo sebagai penguasa dunia lima tahun silam. Bahkan jika sosok seperti si bengal Super Mario Balotelli bisa dimasukkan, betapa banyak muka-muka asing di dalam skuad Prandelli.
Oriundo? Berasal dari bahasa Italia, yang makna singkatnya adalah orang imigran. Seperti hasil dari kerja keras Galileo dan Vespucci, imigran asal bagian selatan benua Amerika hingga kini banyak mengisi bagian-bagian dari tanah Italia. Jika anda ingat sosok hebat masa lalu Omar Sivori dan Jose Alfalani?
Duo Amerika Selatan yang aslinya berasal dari Argentina dan Brasil ini menjadi legenda Gli Azzuri. Lalu, apakah kebijakan ini merupakan buah rasa frustasi sepakbola Italia melihat begitu sulitnya menemukan sosok murni Italiano yang layak mengenakan seragam biru kebesaran Italia?
Bisa jadi ya. Saat Omar Sivori dipanggil bergabung dengan Gli Azzurri pada tahun 1960-an, 9 gol dari 19 caps bersama Albiceleste sebelumnya jelas merupakan sebuah tolok ukur pengambilan keputusan pihak Italia merekrut Argentino satu ini. Pendapat ini didukung dengan penolakan oriundo-oriundo yang berjelal di skuad Italia yang datang dari tokoh sepakbola Italia Azeglio Vicini. Eks pelatih Italia itu dengan keras memprotres pemanggilan Carvalho Amauri. Penolakan lebih keras lagi juga datang dari sejumlah pemain, terutama mereka yang merasa terancam kehilangan kesempatan mengenakan jersey Italia akibat kedatangan para oriundo tersebut.

Namun pendapat lain yang mengatakan sepakbola adalah universal tentu tak bisa dinafikan begitu saja. Jika Camoranesi yang memiliki bakat luar biasa tak pernah mendapatkan pemanggilan untuk bergabung dengan Tim Tango, tawaran Marcello Lippi medio 2000-an silam tentu tak mungkin ia tolak. Mengenakan seragam timnas merupakan puncak pengabdian pesepakbola meski harus melupakan siapa nenek moyang mereka berasal.
Anda tentu segera memahami keputusan Raja Nainggolan yang bergabung bersama Belgia meski memiliki nenek moyangnya berasal dari Indonesia?
FIFA sendiri telah mengeluarkan aturan yang jelas perihal oriundi alias imigran seperti Thiago Motta cs. Jika Omar Sivori dahulu bisa berganti kostum timnas dalam satu tahun, kini FIFA hanya mengeluarkan aturan, setiap pemain yang belum pernah merasakan caps timnas senior untuk suatu negara, diperbolehkan membela negara lain sesuai dengan aturan-aturan yang ada. Itulah mengapa sosok Christian Gonzalez mampu merasakan caps bersama Indonesia hingga menjadi bintang pada Piala AFF lalu. Syarat-syarat seperti telah tinggal minimal lima tahun berturut-turut dan menunjukkan kepantasan dari sisi teknis dan prestasi tentu telah dilalui Thiago Motta.
Sedikit berbeda dalam kasus Mario Balotelli dan Guiseppe Rossi. Jika Balotelli memang seorang imigran murni sejak kecil, Rossi masih merupakan orang Italia meski lahir di Amerika Serikat.
Oriundi seperti Sivori, Alfalani, Camoranesi, maupun Motta telah lama menetap di Italia dan menunjukkan kepantasan dari sisi kualitas untuk berseragam biru La Nazionale. Sangat wajar jika mereka diberi kesempatan untuk menunjukkan kepantasan, karena sepakbola adalah universal.
Sepakbola tentu tak baik jika hanya dibangun dari proses naturalisasi. Namun oriundi Italia yang bakal kita saksikan malam nanti menghadapi agresivitas permainan Thomas Muller cs di Dortmund tentu ingin membuktikan bahwa mereka memang layak berada di sana.
So, jika Italia memiliki keputusan tersendiri, tentu anda juga memiliki opini seputar hal tersebut.

0 comments:

Posting Komentar